Lelaki kelahiran Desa Purwadadi, Tepus, Gunungkidul tahun
1951 ini tumbuh dalam keluarga petani. Namanya Sujarno, ia mengaku bahwa nama
kecilnya adalah Ngatimin. Disela-sela kesibukan bertani, Ngatimin bersama
keluarga mendirikan sebuah kelompok Wayang Topeng.
Wayang Topeng dengan cerita Panji sudah dilakoni oleh Kakek Buyutnya yang
bernama Kerta Kasa.
“Wayang Topeng ini sudah ada sejak Mbah Buyut Kerta Kasa, kalau dihitung ya
kira-kira tahun 1800an mulainya” terang Sukatman salah satu pemain Wayang
Topeng saat menemani Sujarno dalam sesi pemotretan tokoh Wayang Panji di desa
Purwadadi.
Topeng-topeng peninggalan Kerta Kasa sudah tidak ada lagi. Hanya satu topeng
yang masih tersisa sejak penampilan Wayang topeng ini dipentaskan pada tahun
1979. Inipun sudah tidak layak pakai.
![]() |
"Topeng-topeng buatan Sujarno dan Warga" |
Atas inisiatif warga, Sujarno didukung untuk kembali menghidupkan seni wayang
Topeng ini pada awal tahun 2014. Maka pada bulan April 2014 Sujarno yang di
bantu warga Padukuhan Danggolo dan Luweng Ombo mencari bahan baku pembuatan
topeng lagi.
“Sekarang tidak mudah membuat topeng setelah lebih lebih dari 30 tahun Wayang
Topeng ini tidak lagi aktif” ujar Sujarno.
Hanya berdasar ingatan yang tentu tidak sempurna, topeng tokoh-tokoh wayang
panji dengan judul “Dewi Sekar Taji – Rabine Klono Sewondono” dibuat satu
persatu menggunakan bahan baku kayu pohon kemiri. Alat-alat pembuatan topeng
yang seadanya tidak menyurutkan keinginan warga untuk membantu Sujarno
menghidupkan lagi Wayang Topeng.
Alhasil 20 topeng tokoh wayang panji mampu dibuatnya. Hingga pada bulan
September 2014 Wayang Panji ditampilkan kembali dalam acara Bersih Dusun atau
Rasulan.
Awalnya Sujarno tidak percaya diri mengingat para pemain yang sangat kaku dalam
latihan. Tetapi melihat antusias warga untuk menyaksikan pementasan perdana
setelah lebih dari 30 tahun vakum. Sujarno bersemangat lagi untuk terus
berusaha bersama warga membangkitkan seni pertunjukan kuno ini.
Bersama warga bergotong royong membuat perlengkapannya atau aksesorisnya. Kertas
karton dibuat sedemikian rupa menjadi Ricikan (aksesoris gelang, kalung,
telinga, kumis dll sebagai aksesoris wayang orang). Seperti Sumping, endhok,
kalung ulur, badhong, kelat bahu, irah-irahan/mahkota dan lain-lain dibuat dari
karton baru maupun bekas.
“Karena sudah lama sekali tidak aktif, bentuk wajah topeng yang saya buatpun
hanya berdasar ingatan saya. Jika ada yang lebih tahu saya tidak keberatan
untuk mengubahnya” kata Sujarno ragu atas topeng dan ricikan yang dibuatnya. Tetapi
beliau masih yakin 90%, bahwa wajah topeng-topeng yang dibuatnya pasti mirip
dengan wajah topeng yang lebih dari 30 tahun lalu dia mainkan bersama warga.
![]() |
"Penuh Semangat dan Dukungan Dalam Keterbatasan" |
Sekarang warga Danggolo dan Luweng Ombo sangat bersemangat untuk menghidupkan
kembali kesenian yang pernah menjadi kebanggan warga ini. Walau belum memiliki
gamelan sendiri mereka tidak putus asa. Menggunakan perangkat gamelan pinjaman
(sewa) dari desa tetangga mereka akan selalu siap ditampilkan sebagai hiburan
rakyat.
“Saya itu bodho, tetapi saya sedih ketika saya bercerita kepada anak cucu saya
tentang Wayang Topeng ini. Mereka tidak juga paham karena belum pernah melihat
secara langsung. Lembu Amijoyo itu seperti apa, Brojonoto itu seperti apa,
Raden Klono Sewandono itu seperti apa mereka tidak tahu. Jadi sebenarnya
percuma, saya sering dipaksa untuk bercerita oleh anak cucu saya” tuturnya
dalam nada pasrah.
“Apalagi sekarang kami tidak punya gamelan, jangankan untuk melatih lagi. Untuk
mengenalkan mana itu bonang, mana itu gender, mana itu saron mereka juga tidak
tahu. Yang cucu saya tahu itu ya gitar itu” jelas Sujarno sambil menunjuk gitar
yang tergantung di dinding bambu milik cucunya.
![]() |
"Wayang Topeng Panji Budaya" |
Sujarno yang didukung oleh semangat keluarga dan warga padukuhan Danggolo dan
Luweng Ombo masih berharap bahwa kesenian wayang topeng ini tidak punah. Merekapun menamai Grup Wayang Topeng mereka "Panji Budaya".
ini inspiratif ... semoga kreatifitas pak sujarno bersambut dan seni ini bisa berkembang
BalasHapusSemoga.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus